MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI LABORATORIUM ALAT GELAS NON VOLUMETRIK (PRINSIP KERJA, FUNGSI DAN K3)

 

ALAT-ALAT LABORATORIUM GELAS NON  VOLUMETRIK

      I.         Hari/Tanggal Praktikum   :

Kelompok                         :

Kelas                                :

    II.         Identitas Mata Kuliah      

Program Studi                 :

Mata Kuliah                      :

Kode Mata Kuliah            :

Bobot SKS                       :

Semester                          :

   III.         Standar Kompetensi

Mamapu melakukan pemeriksaan laboratorium medik mulai tahap pranalitik, analitik, sampai posanalitik dengan menggunakan instrumen sederhana dan otomatis secara terampil sesuai stndar pemeriksaan untuk menghasilkan informasi diagnostik yang tepat.

  IV.         Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu

Mengetahui jenis instrumen laboratorium yang diperlukan dalam pemeriksaan laboratorium serta memahami prinsip kerjanya

Membaca dan memahami manual instrumen laboratorium

Melakukan analisa laboratorium dengan menggunakan instrumen laboartorium

Melakukan kalibrasi instrumen laboratorium

Memelihara instrumen laboratorium

Menggunakan logbook penggunaan instrumen laboratorium

    V.         Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu menggunakan alat-alat  gelas non volumetrik dengan baik dan tepat

Mahasiswa mampu memahami fungsi alat-alat  gelas non volumetrik dengan benar

Mahasiswa mampu membedakan alat-alat gelas non volumetrik dan alat gelas volumetrik

  VI.         DASAR TEORI

Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan-bahan anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan menjadi bedan padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya. Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas borosilikat dan gelas leburan silika.

Alat gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory glassware) umumnya merupakan gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitas tinggi, borong oksida. Aluminium oksida dan natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan mempunyai angka mulai yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan dapat direndam dalam air dingin atau es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu gelas borosilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas laboratorium. Di dalam  perdagangan jenis gelas ini dikenal dengan berbagai merk seperti : Pyrex, Yena, Vycor, Duran, Schott, Assistant dan sebagainya.

 

VII.         Alat gelas yang sering digunakan di laboratorium                                                              1.      Gelas Piala = Gelas kimia = Beaker Glass

Biasanya terbuat dari tipe borosilikat. Digunakan untuk wadah larutan yang masih memerlukan pekerjaan lain, tempat melarutkan zat, tempat memanaskan, menguapkan larutan/air, untuk bejana titrasi dengan menggunakan bantuan pengaduk magnetic dan sebagainya. Bentuk gelas piala ada tipe tinggi, dan pendek, mempunyai volume yang bermacam-macam yaitu 2 liter, 1 liter, 500ml, 250ml, 200ml, 150ml, 100ml, 50 ml bahkan ada pula yang berukuran 20ml.

a.             Prinsip kerja :

Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti.

b.             Fungsi :

Sebagai tempat melarutkan zat, Tempat memanaskan dan Menguapkan larutan / air.

c.             K3 :

Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.

Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan konsentrasi tinggi.


2.          Labu Erlenmeyer = Erlenmeyer Flask


Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 25 – 2000 mL.

a.             Prinsip kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.

b.             Fungsi :

·       Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya.

·       Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan lemah hingga sedang.

c.             K3 :  Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.


3.     Tabung Reaksi (Test Tube)


Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain ; Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan, Fiolax Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan Soda glass umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Boroksilikat dan Supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter antara 70 – 200 mm.

a.             Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk meletakkan sampel (darah)

b.             Fungsi :

·                Mereaksikan larutan.

·                Untuk memanaskan sampel atau cairan.

c.             K3:

Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh.

Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.


4.     Corong kimia (Funnels)

Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah 35 – 300 mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek.

a.    Prinsip Kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.
b.    Fungsi : digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.
c.    K3 : saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan mulut wadah usahakan menjauh sedikit.

5.  Pipet Ukur (Graduated Pipettes)

Pipet ukur terbuat  dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 – 50 mL dilengkapi dengan pembagian skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5 mL.

Prinsip Kerja :memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan pada penetapan kadar.

Fungsi : Digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah volume secara tidak teliti.

K3 :

Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.

Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.

Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.


6.     Desikator (Desiccators)



Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; silikagel, asam sulfat pekat, fofor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya. Pengering silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100o. Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican missal : silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.

a.             Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.

b.      Fungsi :

·                Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang.

·                Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.

c.             K3 : Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya.

7.   Batang Pengaduk (Strirring Rod)

Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen. Batang pengaduuk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm.

a.             Prinsip Kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.

b.             Fungsi :

·                Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.

·                Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana lain.

C. K3 : dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik dan wadah tidak pecah.


8.   Kaca Arloji (Watch Glasses)


Terbuat dari gelas boroksilat, mempunyai diameter yang bervariasi antara 30 – 200 mm.
a.    Prinsip Kerja : wadah penimbangan zat padat
b.    Fungsi : wadah menimbang zat padat dan untuk menutup labu pada proses pemanasan.
c.    K3 : berhati – hati saat menempatkan wadah

9.       Corong Pisah (Separatory Funnels)

            Terbuat dari gelas boroksilat, tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah per) bulat dan silinder, dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asah atau teflon. Mempunyai kapasitas 50 – 2000 mL. Corong pisah mempunyai tangkai bermacam – macam ada yang bertangkai pendek, panjang dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur tetesan. 

a.      Prinsip Kerja : mengekstraksi zat cair dengan zat cair.

b.      Fungsi : digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.

c.      K3 :

Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah sudah tepat dan tidak bocor.

Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya.


10.       Corong Buchner (Buchner Funnels)



             Corong Buchner dari porselin atau gelas boroksilikat. Corong penggunaannya dibantu dengan labu hisap yang dihubungkan dengan pompa hisap / vakum. Diameter corong Buchner 26 – 380 mm. Corong mempunyai dasar yang berpori kasar dan jika akan digunakan harus diletakkan kertas saring yang mempunyai diameter sama dengan corong atau lempeng berpori.

a.             Prinsip Kerja: Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.

b.             Fungsi : digunakan untuk menyaring dengan cepat terutama jika digunakan pelarut yang mudah menguap.

c.             K3 :Memperhatikan kedudukan tangkai corong dengan arah hisapan pompa agar diatur sedemikian rupa sehingga cairan yang keluar dari corong tidak terhisap oleh pompa.Saat menghentikan penghisapan, terlebih dahulu lepaskan hubungan alat gelasnya agar tidak berhubungan dengan udara, sehingga tidak terjadi tekanan yang berbalik.


11. Cawan Krus





Krus dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dalam tanur (Muffle Furnance) 1900oC. Krus mempunyai kapasitas 2 – 250 mL. Mempunyai bentuk tinggi atau pendek , krus dilengkapi denan tutup. Krus terbuat bahan Porselin, Platina, tanah liat yang dibakar, campuran Platina-Tembaga, Baja tahan karat, Nikel, Graphite.

a.         Prinsip Kerja : praktikum analisis laboratorium sehari – hari untuk pengabuan zat pada analisis gravimetri.
b.      Fungsi : umumnya digunakan untuk membakar / mengarangkan / mengabungkan zat pada analisis gravimetri.
c.       K3 :Sebelum digunakan, krus di cuci dan di rendam dengan asam pencuci. Untuk mengambil, memasukkan, memindahkan krus dari tanur menggunakan tang krus tangkai panjang dan pendek.

12.              Kondensor (Condensers)



Kondensor mempunyai bentuk panjang yang berbeda – beda sesuai dengan kegunaan masing – masing. Kondensor terbuat dari gelas boroksilat, umumnya dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk berbagai keperluan.

a.   Prinsip Kerja :zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah air dinginmelalui selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara tetapi kembali mengembun dan jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip kerja kondensor, volume dari larutan yang dipanaskan akankonstan karena tidak ada uap yang lepas ke udara.

b.    Fungsi : digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang terjadi pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi, saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan sebagainya.

c.     K3 :Pada saat melakukan destilasi, kita harus memperhatikan suhunya. Apabila terlalu tinggi maka akan menyebabkan endapan yang seharusnya didapat akan gosong dantidsak dapat dilanjutkan prosesnya ke rekristalisasi.


13.              Cawan Porselin (Dishes Porcelin)


Cawan porselin mempunyai kapasitas 4 – 2900 mL. Sebagian cawan petri tidak tahan pada suhu di atas 300o.

 Fungsi : untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi (oven, di atas tangas air, uap, pasir dan sebagainya).

K3 : memperhatikan suhu saat menguapkan cairan

14.              Botol Pereaksi (Reagent Bottles)

Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernih-transparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar dan normal dengan kapasitas 50 – 10.000 mL dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kaca asah.

a.    Fungsi : menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam yang berasap botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.

    K3 :Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada lemari asam. Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan udara.

15.              Botol Penetes (Dropping Bottles)

Terbuat dari gelas boroksilikat , ada yang jernih-transparan dan amber. Kapasitas 30 – 250 mL dilengkapi dengan tutup yang mempunyai tempat mengalirkan cairan / meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.

a.    Prinsip Kerja : menyimpan dan meneteskan cairan.

     Fungsi : digunakan untuk menyimpan cairan indikator, cairan pewarnaan dan sebagainya.

    K3 : saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati – hati jika tidak maka cairan akan berceceran.


16.              Cawan Petri

            


            Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.

a.    Fungsi : digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri,khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.

   K3 : menutup cawan petri setelah memasukkan biakan bakteri agar tidak terkontaminasi dengan udara.

17.              Pipet Tetes (Dropping Pipettes)

            Pipet tanpa skala, mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan karet penghisapnya.

a.    Prinsip Kerja : menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.

        Fungsi : memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya.

        K3 : setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak menetes dan luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada wadah lainnya.

18.              Botol Timbang (Wlighting Bottles)

Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan tutup asah. Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek. Kapasitas botol timbang mulai 15 – 80 mL.

a.    Fungsi :

·     Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan.

·     Selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair.

19.              Labu iodium (Iodium Determination Flask)

            Labu iodium atau disebut juga sebagai labu iod merupakan salah satu alat gelas laboratorium yang terbuat dari kuarsa/silikat oksida, boron oksida, aluminium oksida dan natrium oksida. Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan pada mulut labu dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap iodium hasil reaksi. Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.

a.    Prinsip Kerja : memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat, jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.

    Fungsi : adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang biasanya menghasilkan iodium.

        K3 : Pecahnya labu yang dapat diatasi dengan mengganti yang baru, dan an Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem. Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan dalam mereaksikan, maka aroma iodium yang menyenngat akan terhirup dan akan mengganggu kerja sehingga tutp labu harus ditutup rapat.


20.              Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)

Terbuat dari gelas boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000 mL.

a.    Prinsip Kerja : posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada penampung uap asam.

    Fungsi : digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.

        K3 : saat memasangkan labu pada mulut penampung uap harus rapat agar uap asam tidak menyebar saat melakukan proses destruksi


21.              Pemanasa spirtus

Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya macam-macam, ada yang dari alcohol, spiritus, dan minyak gas.

a.    Fungsi : Untuk membakar zat atau memanaskan larutan.

b.    K3 : Hati- hati dalam memadamkan api pada pembakar spirtus,  untuk memadamkan api bisa menggunakan tutupnya, jangan ditiup 


22.              Pemanas Bunsen


 Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya macam-macam, ada yang dari alcohol, spiritus, dan minyak gas.

Fungsi : Untuk memanaskan larutan, membakar zat dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam suatu proses. 

K3 : Hati- hati dalam memadamkan api pada pembakar bunsen,  untuk memadamkan api bisa dengan cara  mengatur pengaturan volume api sehingga menjadi kecil dan padam , jangan ditiup.

23.     Labu destilasi

 Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.

24.              Piknometer

 


Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, antara lain : 10 ml, 25 ml, 50 ml dan 100 ml, dimana nilai volume ini valid pada temperatur yang tertera pada piknometer tersebut

Fungsi : Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas dari fluida. Piknometer itu terdiri dari 3 bagian
1. tutup pikno
2. lubang 
3. gelas atau tabung ukur


25.              Pipet thoma lekosit

Fungsi : Pipet ini digunakan untuk mengencerkan darah pada pemeriksaan hitung jumlah lekosit .bentuknya sama dengan pipet throma erytrosit yang membedakan ialah warna bola kacanya putih, sedangkan garis-garisnya bertandakan 0,5 dan 1,0, garis diatas bola diberi tanda 11. Pipet ini juga dapat digunakan untuk mengencerkan darah pada pemeriksaan anthal eosinofil.


26.                Pipet Hb



Fungsi : Alat ini dipakai untuk menghisap darah pada pemeriksaan kadar Hb metode Sahli. Volume darah yang dihisap sebanyak 20 cmm.

 

27.              Urinometer

Fungsi : Instrumen ini digynakan dalam pemeriksaan Berat Jenis urine

 

 

28.              Obyek glass

Fungsi : Digunakan untuk tempat membuat preparat apus, pemeriksaan masa pembekuan cara obyek glass, tempat sediaan mikroskopis.

 

 

 











LihatTutupKomentar