DIAGNOSIS LAB DIARE

Diagnosis Laboratorium Diare

by

Muhammad Arief Fadillah


Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya, tinja bebbentuk cair atau setengah cair, frekuensi defekasi meningkat, lebih dari tiga kali sehari.
Berdasarkan mula dan lama terjadinya dibagi atas:
  • Diare akut
  • Diare kronik

Penyebab diare
  • Diare bisa disebabkan infeksi oleh mikroorganisme, intoleransi makanan, alergi dan stres.
  • Infeksi virus paling sering Rotavirus
  • Infeksi bakteri dan parasit. Masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
  • Intoleransi makanan. Paling sering adalah intoleransi laktosa 
  • Alergi makanan
  • Reaksi negatif terhadap obat-obatan., paling sering adalah antibiotik. 
  • Penyakit usus. 
  • Gangguan usus fungsional (stress)

Mikro organisme penyebab diare melalui infeksi :
  • Virus (Enterovirus, Adenivirus, Rotavirus, Astrovirus, dll)
  • Bakteri (Vibrio sp., E.coli, Salmonella sp., Shigella sp., Campylobacter sp., Yersinia sp., dll)
  • Parasit (Cacing (Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongiloides sp.) Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas haminis) Jamur (Candida albicans)   

Gejala Diare
  • Feses lembek dan cair.
  • Nyeri dan kram perut.
  • Mual dan muntah.
  • Nyeri kepala.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Haus terus-menerus.
  • Darah pada feses.
Berdasarkan derajat dehidrasi, Diare dibagi atas:
1. Dehidrasi Ringan
  • Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu, haus, dan agak rewel.

2. Dehidrasi Sedang
Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut:
  • Gelisah, cengeng
  • Kehausan
  • Mata cekung
  • Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.

3. Dehidrasi berat
Tandanya ditemukan 2 atau lebih gejala berikut:
  • Berak cair terus-menerus
  • Muntah terus-menerus
  • Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk
  • Tidak bisa minum, tidak mau makan
  • Mata cekung, bibir kering dan biru
  • Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik
  • Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari.
  • Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi

Diagnosis Klinik
  • Anamnesa riwayat Buang Air Besar yang encer dan sering
  • Pemeriksaan fisik
  • Pemeriksaan penunjang;
  • Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk identifikasi mikroba penyebab infeksi.
  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.
  • Pemeriksaan tambahan, seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika terdapat dugaan penyakit yang lebih serius.
Pemeriksaan Diagnosis Laboratorium Klinik
  • Kultur tinja dan pemeriksaan mikroskopis feses
  • kultur darah
  • pertimbangkan terapi fluorokuinolon
  • penghentian antibiotik
  • pemeriksaan penunjang untuk VTEC non-0157
Penularan Diare melalui fekal oral
  • Melalui makanan bayi yang terkontaminasi (EPEC dan ETEC)
  • Makanan dan air terkontaminasi (ETEC dan EIEC)
  • Tangan terkontaminasi (wabah di ruang perawatan akibat ETEC)
  • Kontak langsung dengan tinja penderita.
Pencegahan Diare

Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan menggunakan sabun dan air bersih.
Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.

Pengobatan berdasarkan berat ringannya penyakit
Dasar pengobatan diare adalah ::
Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
Dietetik (pemberian makanan)
Obat-obatan 
Pada diare dengan dehidrasi berat segera dirujuk.
Cairan infus yag dianjurkan adalah Ringer Lactat





LihatTutupKomentar